Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

SI BODOH YANG INGIN TERKENAL Bagian 1

Selasa, 08 Maret 2022 | Maret 08, 2022 WIB Last Updated 2022-03-09T10:33:15Z
Aku akan menjadi terkenal lihat saja nanti, udin bicara depan keluarganya yang sedang menonton televisi di ruang keluarga, keluarganya tak ada yang merespon ibunya sesekali menyuruh udin bergeser karena menghalangi, sementara ayahnya duduk sambil meroko menikmati sore hari dan kebersamaan dengan keluarga. Udin adalah anak pertama dari pasangan romlah dan yana sekarang usianya 12th kelas 6SD ia merupakan anak yang ceria obsesinya ingin jadi orang terkenal mungkin terpengaruh oleh tayangan televisi, orang tuanya suka nonton berita dan gosip selebriti. Di sekolah udin tidak terlalu menonjol dalam hal akademis bahkan dia selalu di panggil si bodoh, mungkin karena obsesinya yang menghilangkan fokus belajarnya, di sekolah ia selalu bertingkah konyol banyak kejadian kejadian konyolnya yang selalu membuat teman-teman dan gurunya tertawa. Oh iya udin juga mempunyai satu adik perempuan yang cantik dan pintar riska masih kelas 4 SD, riska selalu malu kalo udin bertingkah konyol di sekolah, kakak bodoh malu-maluin ungkapan ini yang selalu di ucapkan riska ketika di rumah.

Suatu ketika di kelas terjadi kehilangan uang 10rb kelas yang berisi 25 anak ini langsung heboh dan saling salahkan, anak yang kehilangan uang adalah sri teman sebangku risma sang juara kelas anak pintar dari kelas 1 tidak pernah berada di perinkat 2 selalu juara kelas. Akmal sebagai ketua kelas langsung menenangkan teman-temannya kemudian ia langsung pergi keruang guru untuk melaporkan kejadian itu kepada guru kelasnya, semua anak langsung memandang tiga anak yang sangat bandel di sekolah ini dia riko, adra dan coki mereka terkenal kebandelannya bahkan dari kabar samar-samar mereka suka memalak adik kelasnya, meskipun udin merupakan anak yang konyol dan selalu membuat heboh tetapi teman sekelasnya tidak akan pernah mencurigai udin disamping dia baik juga merupakan anak dari keluarga yang cukup berada. Tidak lama kemudain akmal datang beserta ibu rita guru kelasnya seketika suasana kelas rapi dan kemudian bu rita mulai menanyai sri tentang uangnya yang hilang setelah itu bu rita kedepan dan menyuruh anak-anak untuk mengembalikan uang sri, tentu saja tidak ada satu anakpun yang mau ngaku di samping karena takut juga malu. "Anak-anak kalian tidak perlu takut ibu tidak akan menghukum kok" meskipun demikian tetap saja tidak ada yang mengaku. Riko, andra, coki apa kalian yang mengambil uang sri? Mereka serentak menjawab bukan bu kami dari tadi main bola di lapangan. Suasana kelas mulai hening anak-anak tak ada yang bicara dan hanya mendengarkan ocehan bu rita. Tetapi kemudian udin dengan suara yang kencang memecah keheningan "bu boleh saya ambil alih kasus ini, saya mempunyai cara untuk menyelasaikan kasus ini?" Semua anak memusatkan pandangannya kepada udin termasuk bu rita "boleh silahkan saja asal jangan bercanda ini serius" kata bu Rita. Kemudian udin kedepan kelas sambil menatap keseluruhan teman-temannya "teman-teman semua kalian diam di tempat saya akan mencoba beberapa cara supaya bisa menyelasikan kasus ini, menurut film yang saya tonton selama tempat kejadian dan orang-orang di kejadian masih ada itu berarti bisa di pecahkan dengan mudah, sri apakah kamu sudah meriksa tas dan semua saku bajumu?" Dengan penuh percaya diri bak aktor yang sedang memainkan peran detektif udin bertanya pada Sri "sudah semua tetapi tidak ada padahal itu uang bekal saya selama 3 hari" sambil menangis sri menjelaskan "oke kalo begitu berarti ini kasus pencurian detektif ini akan memecahkan kasus dengan segera" sebagian anak ada yang tertawa ketika udin menyebutkan kata detektif, sedangkan bu rita memalingkan badannya dan iapun tertawa tampa diketahui anak-anak "inspektur ijinkan saya untuk menggeledah" menghadap bu rita yang sedang tertawa, sontak anak-anak pada tertawa ketika udin memanggil gurunya insfektur sri pun yang tadinya nangis seketika tertawa sedangkan bu rita menahan tawanya sampai matanya berair seperti nangis. "Oke silahkan sersan" jawab bu rita sambil menahan tawa. Suasana yang awalnya hening seketika mencair riko andra dan coki tadinya tegang berangsur tenang. "Teman-teman kalian berdiri kemudian letakan tas kalian di meja dengan ijin isnpektur saya akan menggeledah" semua anak mengikuti perkataan udin meletakan tas nya diatas meja, kemudian mata udin tertuju kepada salah seorang siswi yang tegang dan tangannya mengeluarkan uang secara sembunyi dari tasnya dan menggenggamnya erat, udin tahu dia pelakunya tetapi udin tak tega untuk melaporkan temuannya. "Oke sekarang saya akan menggeledah tas kalian" sebelum menggeledah udin membawa tasnya dulu dan menyuruh bu rita untuk menggeledah "insfektur tolong geledah tas saya di dalam tas saya ada uang 30rb 5rb 4 lembar dan 10rb satu lembar itu adalah uang saya untuk satu minggu, jika kalian tidak percaya bisa di tanyakan pada adik saya di kelas 4" semua temannya tak ada yang tidak percaya termasuk bu rita gurunya. "Oke saya akan lanjutkan menggeledah tas kalian" udin jalan sambil membereskan tas dan menyimpanya kembali ke meja. "Yang pertama yang akan saya geledah adalah tas nya sri, mungkin uang itu masih ada di tasnya" udin mendekati tempat duduk sri dan risma yang berada di depan tepatnya depan barisan tengah, udin mulai membuka tas Sri iya mengeluarkan semua buku yang berada di tas memerikasa semua bagian dalam tas, semua temannya memperhatikan dengan seksama kemudaian udin bicara "benar di semua bagian dalam tas kosong" semua temannya mualai tidak memperhatikan udin disanalah udin menyelipkan uang 10rb nya kedalam buku paket Sri, udin sengaja membuat suara keras dari buku yang ia goyang-goyangkan sehingga semua temannya fokus kembali kepadanya setelah temannya memperhatikannya kembali ia membawa buku paket dan mengipas-kipasnya kemudian keluarlah uang 10rb. "Nah ini dia uangnya ternyata ada dalam lipatan buku paket ini" teman-temannya bersorak sri sangat bahagia kemudian semua tepuk tangan termasuk bu rita yang ikut terpana, hanya satu siswi yang bengong dan mulai pura-pura tepuk tangan. Dari sini meskipun julukan si bodoh masih melekat tetapi udin telah mengukir kesan mendalam di hati teman-temannya terutama siswi yang mengambil uang Sri.

Tahun-tahun berlalu masa-masa SD dan SMP pun berlalu nama udin masih menjadi siswa yang paling konyol di sekolah dengan kejadian kejadian konyol yang selalu berkesan pada teman-teman sekelasnya meskipun demikian tidak ada satupun yang berani mendekati atau menjadi sahabat dari si udin anak konyol yang mempunyai julukan si bodoh. Ini adalah awal tahun ajaran baru udin sekarang baru masuk ke SMA dia sekolah di SMA yang swasta yang cukup elit dikotanya SMA Islam dengan standart Nasional, awalnya udin tidak mau sekolah kesini karena dia tak mau mengikuti aturan sekolah yang ketat dia pinginnya di sekolah biasa yang bebas. Di SMA ini siswa-siswanya seolah terbagi menjadi 2 golongan yang kaya dan yang miskin tetapi aturan sekolah juga seolah membagi 2 bagian yang pertama kelas yang berisi orang-orang pintar baik itu orang kayak maupun orang miskin yang kedua kelas yang berisi anak-anak yang dapat di katakan bodoh tapi berisi anak-anak dari orang kaya/berada dan udin masuk di kelas yang kedua.

Masa orientasi peserta didik (MOPD) dimulai semua murid yang baru masuk di lapangan, tahun ini SMA Islam al'ilmi menerima 500 siswa baru 400 siswa elit (berisi anak-anak yang pintar) dan 100 siswa khusus (berisi anak-anak orang kaya yang bodoh) 500 anak berada di lapangan di pinggirnya anak-anak osis seperti pengawas hilir mudik. "Ini pasti lama apalagi pembagian kelas 500 anak di panggil satu-satu huh bosan" udin menggerutu, sebelum panitia membagikan kelas ada pengumuman khusus untuk anak berprestasi yang masuk ke sekolah SMA Islam Al'ilmi "tahun ini kita kedatangan 3 siswa istimewa di sekolah ini. Ridwan juara olimpiade fisika nasional Silvia juara olimpiade matematika nasional dan Risma juara dua olimpiade matematika nasional" karena ada nama Risma udin melihat dengan fokus ternyata benar dia adalah Risma teman SD nya. "Risma telah kembali ke kota ini" dalam hati udin, di ceritakan setelah lulus SD Risma dan keluarganya pindah keluar pulau karena kondisi keuangan keluarganya yang kekurangan. Pembagian kelaspun dimulai ini akan menjadi momen yang sangat membosankan bagi udin kebalikannya bagi yang lain mereka dengan seksama memperhatikan. Tiba-tiba udin jalan sempoyongan ke pinggir dimana ada osis yang kemudian setelah dekat dengan osis itu dia jatuh pingsan. Osis itu kaget dan langsung membawanya kepinggir salah satu osis memberitahukan guru yang sedang menyebutkan nama-nama siswa "pak guru murid kelas khusus atas nama jalaludin pingsan kami membawanya ke ruang uks" guru itu menghentikan sebentar pengumuman itu, sementara Risma seperti kaget mendengar nama jalaludin dalam hatinya berkata apa mungkin itu udin. Karena nama Risma telah keluar dia menempati kelas A gedung satu. Gedung 1 adalah tempat 200 siswa elit istimewa dibagi menjadi 8 kelas dari A-H gedung 2 tempat 200 siswa elit sama menjadi 8 kelas dari A-H dan gedung 3 tempat siswa khusus dibagi menjadi 4 kelas dari A-D. Risma ke UKS dulu sebelum masuk ke kelas dalam hatinya ingin memastikan apakah itu udin yang dikenalnya atau bukan.
Ruang UKS SMA Islam Al'ilmi sangat luas hampir seperti rumah sakit dengan beberapa dokter yang secara khusus bekerja di UKS, ketika udin di bawa masuk ruangan UKS sebelum masuk kamar perawatan udin siuman dan terlihat lemas, dikarenakan udin telah siuman maka perawat yang memeriksa hanya menyuruhnya untuk istirahat tampa ada tindakan medis. Dari luar terdengar suara perempuan yang bertanya kamar jalaludin kepada perawat kemudin masuklah risma melihat udin dan langsung berkata "sudah kuduga itu kamu, senang sekali aku bisa melihatmu lagi din malaikat penolongku" udin hanya tersenyum "selamat datang kembali ma dikota indah ini" dengan kata-kata seperti yang menahan sakit "sudahlah din aku tahu kok km bohongan, aku tahu kok kamu hanya akting karena gk mau menunggu lama di lapang" sambil tersenyum "hahahhaa sulit untuk berbohong sama orang pintar juara olimpiade matematika ini" sambil duduk dan bicara normal "kamu sekian lama tambah cantik aja ma" goda udin santai setelah sekian lama tak bertemu dengan risma, memang risma yang cantik kulitnya putih halus hidung mancung dipadukan dengan hijab panjang terlihat anggun dengan pancaran kewibawaan anak pintar, sejak pertama kali masuk Risma memang banyak yang melirik dan mencoba mendekati termasuk renaldi ketua osis. "Ah kamu bisa aja sudah lama tak bertemu malah langsung menggombal heheheh, sebenarnya aku sangat ingin bertemu denganmu karena kamu memang pahlawanku din ketika itu aku benar-benar tak ada jalan lain" ucap risma benar-benar dalam "biasa aja ris itukan kejadian udah lama lagian itu adalah moment ketenaranku hahahahah" risma dan udin tertawa bersama "benar din aku masih ingat waktu itu kamu bilang kalau aku membongkarmu maka ketenaranku sebagai orang bodoh akan kau ambil. Kamu seperti pahlawan yang bersinar aku waktu itu tetus melihatmu berjalan dan aku sadar kamu bukan orang bodoh" dengan berbinar Risma menceritakan kemudian ketika melihat udin dan bertatapan mata kelihatan wajah cantik risma memerah dan kemudian menunduk yah tersirat betapa risma mengagumi udin dan ketika bertatapan risma sadar bahwa dia menyukai udin yah udin pahlawan bodohnya. "Sudahlah itu masa kecil kita ris sekarang lain lagi ceritanya tetapi aku masih tetap sama ingin menjadi orang terkenal" kemudian ada osis yang masuk ingin menginformasikan bahwa udin kelas D di gedung 3. Sungguh sangat jauh antara langit dan bumi antara Risma yang berada di kelas A gedung 1 dan udin kelas D gedung 3 ini yang ada dalam pikiran osis yang memberikan informasi kepada udin.
Kejadian dulu kenapa risma menganggap udin sebagai pahlawan adalah bahawa anak yang mengambil uang 10rb itu adalah Risma ketika waktu itu mau pulang sekolah Risma menghampiri udin dengan sedih dan menyodorkan uang 10rb dan berkata "ini uang mu terimakasih kau menyelamatkanku, aku tahu kok kamu sengaja menyelipkan uang di buku paket Sri" Risma menunduk sedih "itu milikmu ris aku tahu kok mana mungkin kamu mencuri kecuali kamu benar-benar dalam keadaan terdesak heheheh, itu juga bisa di katakan keberuntunganmu coba kalo aku tak punya uang 10rb kan berabe" udin dengan wajah datar waktu itu uang udin 4 pecahan 5rb dan 1 pecahan 10rb "sebenarnya ini sangat mendesak aku di suruh ibu untuk membeli obat pulang sekolah, ibu ngasih uang 20rb dan uang jajanku 20rb kemudian sebelum masuk sekolah aku bertanya ke apotek ternyata harga obatnya 50rb aku tahu ayah ibuku tak punya uang, aku mengambil uang sri juga karena tergeletak di bawah meja makanya aku gak laporan nemu uang eh malah begitu kejadiannya, aku sangat berterimaksih aku pasti ingat ini selamanya" ucap risma sedih "sudahlah santai akukan orang terkenal yang baik hahahahha" ucap udin santai "lantas kenapa kamu membantuku kan jika kau melaporkan pada bu guru kamu tetap akan jadi orang terkenal?" Tanya Risma penasaran "kalau aku membongkarmu maka ketenaranku sebagai orang bodoh akan kau ambil" ucap udin santai sambil meninggalkan Risma, Dalam hati risma berkata "kamu bukan orang bodoh din jalaludin".

Bersambung......



×
Berita Terbaru Update